Pusat Kajian Islam, Sains & Teknologi

by admin_lp2m

Ide  tentang  integrasi  keilmuan  Islam di kalangan para pemikir  Islam di  Indonesia selama ini dipandang masih berserakan dan belum dirumuskan dalam suatu tipologi pemikiran yang khas,  terstruktur, dan sistematis. Bahkan  transformasi beberapa IAIN/STAIN  menjadi  UIN  pun  dipandang  belum  menggambarkan  peta  pemikiran keilmuan  Islam,  baik  di  Indonesia maupun  di  dunia  Islam  pada  umumnya;  baik masa klasik  maupun  kontemporer.  Itulah  sebabnya  berbagai  gagasan  integrasi  keilmuan, termasuk  juga  kristalisasinya  dalam  bentuk  transformasi  IAIN/STAIN  menuju  UIN menjadi  penting  untuk  membangun  suatu  tiplogi  atau  pemikiran  tentang  integrasi keilmuan Islam.

Awal  munculnya  ide  tentang  integrasi  keilmuan  dilatarbelakangi  oleh  adanya  dualisme  atau  dikhotomi  keilmuan  antara  ilmu-ilmu  umum  di  satu  sisi  dengan  ilmu-ilmu  agama  di  sisi  lain.  Dikotomi  ilmu  yang  salah  satunya  terlihat  dalam  dikhotomi institusi  pendidikan antara  pendidikan  umum  dan  pendidikan  agama telah berlangsung  semenjak  bangsa  ini  mengenal  sistem  pendidikan  modern. 

Dikhotomi keilmuan  Islam  tersebut  berimplikasi  luas  terhadap  aspek-aspek  kependidikan  di lingkungan  umat  Islam,  baik  yang menyangkut  cara  pandang  umat  terhadap  ilmu  dan pendidikan,  kelembagaan  pendidikan,  kurikulum  pendidikan,  maupun  psikologi  umat pada umumnya. Berkenaan  dengan  cara  pandang  umat  Islam  terhadap  ilmu  dan  pendidikan,  di kalangan  masyarakat  Islam  berkembang  suatu  kepercayaan  bahwa  hanya  ilmu-ilmu agama  Islam-lah yang pantas dan  layak dikaji atau dipelajari oleh umat  Islam,  terutama anak-anak  dan  generasi  mudanya.  Sementara  ilmu-ilmu  sekuler  dipandang  sebagai sesuatu yang bukan bagian dari  ilmu-ilmu yang  layak dan patut dipelajari.

Cara pandang dengan  menggunakan  perspektif  oposisi  biner  terhadap  ilmu  secara  ontologis  ini, kemudian  berimplikasi  juga  terhadap  cara  pandang  sebagian  umat  Islam  terhadap pendidikan. Sebagian  umat  Islam  hanya memandang  lembaga-lembaga pendidikan yang berlabel  Islam  yang  akan  mampu  mengantarkan  anak-anak  dan  generasi  mudanya mencapai  cita menjadi Muslim  yang  sejati  demi mencapai  kebahagiaan  di  dunia  dan  di akhirat.  Sementara  itu,  lembaga-lembaga  pendidikan  “umum”  dipandang  sebagai lembaga  pendidikan  sekuler  yang  tidak  kondusif mengantarkan  anak-anak dan generasi. Kenyataan tersebut itulah menjadi salah satu titik acuan Pusat kajian Islam, sains dan teknologi (PUSKAISTEK) LP2M UIN Alauddin Makassar hadir dengan memberdayakan potensi yang ada untuk membuat program kerja sebagai upaya menjawab sejumlah permasalahan tersebut di atas

Adapun tujuan puskaistek adalah:

  • Untuk Menjawab transformasi IAIN ke UIN
  • Untuk mengukuhkan proses integrasi keilmuan
  • Untuk meminimalisir melebarnya gap dualism keilmuan (agama dan non-agama).
  • Untuk membangun “kekhasan lembaga”.
  • Untuk merajut tradisi mapan intelektual kampus
  • Untuk membumikan slogan IPTEK dan IMTAK

Tugas Pokok dan Fungsi

Program Kerja

Berdasarkan peraturan Menteri Agama RI nomor 25 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Alauddin, pasal 68 ayat 5 bahwa tupoksi PUSKAISTEK adalah “ Untuk melaksanakan kajian Islam, Sains dasn Teknologi

  • Melaksanakan konferensi tahunan bertemakan integrasi Islam, sains dan teknologi
  • Melaksanakan seminar bertemakan integrasi Islam, sains dan teknologi,
  • Melaksanakan lokakarya bertemakan integrasi Islam, sains dan teknologi
  • Melaksanakan workshop bertemakan integrasi Islam, sains dan teknologi
  • Melaksanakan Focus Group Discussion  (FGD) yang bertemakan integrasi Islam, sains dan teknologi
  • Melaksanakan Benchmarking pusat kajian Islam, Sains dan Teknologi baik dalam maupun luar negeri
  • Melaksanakan Kajian Bulanan pusat kajian Islam, Sains dan Teknologi