LP2M UIN – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Alauddin Makassar berkolaborasi dengan UNICEF Perwakilan Sulawesi–Maluku, Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan serta Dinas DP3A Dalduk-KB Sulawesi Selatan menggelar Awarding Pesantren Ramah Anak Sulawesi Selatan Tahun 2025 di IBIS Makassar City Center MAIPA, Sabtu,22-23 November 2025. Ajang ini merupakan bentuk apresiasi kepada pesantren yang berkomitmen dalam mewujudkan lingkungan pendidikan ramah, aman, dan inklusif bagi santri di Sulawesi Selatan.
Sebanyak tujuh pesantren berhasil meraih penghargaan pada berbagai kategori penilaian dalam program tersebut. Pesantren Puteri Ummul Mukminin Aisyiyah Makassar berhasil dinobatkan sebagai Pesantren Ramah Anak Terbaik Sulawesi Selatan 2025.

Adapun daftar penerima penghargaan lainnya adalah sebagai berikut:
- Pesantren IMMIM Makassar, sebagai Pesantren Ramah Anak Kategori Inovasi Terbaik Sulawesi Selatan
- Pesantren Babul Khaer Bulukumba, sebagai Pesantren Ramah Anak Kategori Partisipasi Santri Terbaik Sulawesi Selatan
- Pesantren Al Ikhlas Ujung Bone, sebagai Pesantren Ramah Anak Kategori Sistem Pengasuhan Terbaik Sulawesi Selatan
- Pesantren Al Ikhlash Addary DDI Takkalasi Barru, sebagai Pesantren Ramah Anak Kategori Lingkungan Asri dan Aman Terbaik Sulawesi Selatan
- Pesantren Sultan Hasanuddin Gowa, sebagai Pesantren Ramah Anak Kategori Kebijakan/Regulasi Terbaik Sulawesi Selatan
- Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang Wajo, sebagai Pesantren Ramah Anak Kategori Kemitraan Terbaik Sulawesi Selatan
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua LP2M UIN Alauddin Makassar, Dr. Hj. Rosmini, M.Th.I, dan Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaja, Ph.D.
Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakilkan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) yang Provinsi Sulawesi Selatan, Prof. Muhammad Jufri membuka Puncak Awarding Pesantren Ramah Anak Sulawesi Selatan.
Prof. Muhammad Jufri menyatakan, pesantren ramah anak adalah lingkungan pesantren yang tentunya aman, sehat, dan peduli terhadap hak-hak anak. Termasuk perlindungan dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya. “Saya kira (program) ini sebagai sebuah momentum penting yang menandai ikhtiar kita dalam membangun lingkungan pesantren yang semakin aman”ujarnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh pesantren di Sulsel, di antaranya:
- Prof. Muhammad Jufri, Kepala BPSDM Provinsi Sulsel, membuka langsung kegiatan mewakili Gubernur Sulsel
- Dr. H. Muhammad Yunus, S.Ag, Kepala Bidang Pendidikan Diniyah & Pondok Pesantren Kemenag Sulsel
- Prof. Dr. H. A. Marjuni, M.Pd., Sekretaris LP2M UIN Alauddin Makassar
- Prof. Dr. Djuwariah Ahmad, M.Pd., M.TESOL., Kepala Pusat Studi Gender dan Anak
- Prof. Dr. H. Supardin, M.H.I., Kepala Pusat Kajian Islam, Sains dan Teknologi
- Dr. Nur Syamsiah, M.Pd.I., Kepala Pusat Peradaban Islam Sulsel
- Dr. M. Muflih B.F., M.M., Kepala Biro Administrasi Akademik, Kerja Sama, dan Kemahasiswaan (AAKK) UIN Alauddin Makassar
beserta beberapa Kakan Kemenag kabupaten/kota dan pimpinan pesantren se-Sulawesi Selatan.

Dalam sambutannya, Ketua LP2M menyampaikan bahwa program Pesantren Ramah Anak bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi merupakan gerakan bersama untuk memastikan pesantren menjadi lingkungan yang aman, nyaman, bebas kekerasan, serta mendukung perkembangan santri secara holistik.
“Penguatan tata kelola dan budaya ramah anak harus menjadi komitmen kolektif. Semoga penghargaan ini memotivasi pesantren untuk terus berinovasi dan meningkatkan mutu pengasuhan,” ungkap Dr. Rosmini.
Sementara itu, Henky Widjaja menegaskan bahwa UNICEF siap terus mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak di satuan pendidikan berbasis pesantren.
Awarding ini sekaligus menjadi momentum memperluas sinergi pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga keagamaan dalam menciptakan model pengelolaan pesantren yang ramah dan berperspektif perlindungan anak di tingkat daerah maupun nasional.

