Mendapatkan pengakuan atau rekognisi Nasional ialah harapan setiap pengelola terbitan jurnal di Indonesia. Pengakuan ini, atau akreditasi Nasional menunjukkan bahwa sebuah terbitan jurnal memiliki manajemen yang baik dan artikel-artikel yang diterbitkan punya kualitas yang baik. Terbitan jurnal dikelola oleh orang-orang yang kompeten dan punya passion yang besar dalam dunia publikasi ilmiah.
Beberapa hari lalu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi melalui Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat menginformasikan kepada seluruh pengelola terbitan jurnal ilmiah se-Indonesia bahwa penerimaan usulan akreditasi tahun 2024 telah dibuka tiga tahap, yakni selama sebulan di bulan Maret, Juli, September. Mendapatkan informasi tersebut, Rumah Jurnal (RJ) langsung bergerak mengundang terbitan-terbitan jurnal di UIN Alauddin Makassar untuk workshop reakreditasi/akreditasi jurnal Nasional (ARJUNA). Perlu diketahui bahwa saat ini terdapat 66 terbitan jurnal di kampus ini yang telah terakreditasi Nasional sesuai dengan peringkat Sinta-nya masing-masing.
Workshop yang diadakan di Rumah Jurnal, Puslitpen, LP2M ini dibuka langsung oleh Prof. Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., wakil rektor 1 yang sekaligus pengarah RJ. Dalam pembukaannya, beliau mengatakan bahwa jurnal-jurnal yang ada di kampus ini diakui yang terbanyak jumlahnya di seluruh PTKIN. “Ada 66 jurnal terakreditasi Nasional di kampus kita. Ini masih yang terbanyak dibandingkan kampus-kampus PTKIN lainnya, terlepas dari peringkat akreditasinya (sintanya),” paparnya. Beliau juga menyampaikan bahwa Rumah Jurnal punya peran penting di sini, yakni agar jurnal-jurnal yang 66 tadi dapat terus meningkatkan peringkatnya, khususnya yang belum Sinta 2. “Jurnal dengan peringkat Sinta 2 itu sebenarnya sudah merupakan capaian yang luar biasa,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Puslitpen, Dr. Hasbi Ibrahim, SKM., M.Kes yang juga merupakan Ketua Rumah Jurnal menyampaikan kepada peserta workshop bahwa RJ terbuka untuk semua jurnal di kampus ini. “Sejak mulai berkantor di Puslitpen, RJ bekerja sangat progressif. Tiada hari tanpa ngobrol publikasi. Termasuk workshop ini mengingat memang telah terbuka pendaftaran akreditasinya,” pungkasnya. “Dari kawan-kawan anggota RJ, bahwa ada 2 orang dosen yang merupakan asesor ARJUNA di kampus kita. Salah satunya ialah ibu Isna Rasdianah Aziz. Jadi kita mengundang beliau untuk menyampaikan materi terkait ARJUNA ini,” tutupnya.
Workshop ARJUNA yang diadakan pada hari ini bertujuan untuk membekali pengelola jurnal dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendapatkan pengakuan akreditasi Nasional. Didampingi oleh moderator, Dr. Zaenal Abidin, S.S., M.H.I, pemateri workshop ibu Isna Rasdianah Aziz memberikan banyak sekali informasi penting kepada seluruh peserta yang hadir tentang ARJUNA. Di antara yang disampaikannya ialah bahwa pedoman ARJUNA yang digunakan saat ini masih pedoman tahun 2021. Saat ini, katanya, telah disiapkan pedoman yang punya standar jauh lebih tinggi. “Bagi jurnal yang ingin reakreditasi atau akreditasi sudah dapat mengajukan di bulan maret ini. Tetap ikuti pedoman yang tahun 2021,” kata beliau.
Materi yang paling panjang diulas ialah terkait evaluasi diri (ED). Pada presentasinya, hampir setiap indikator penilaian dijelaskan dengan sangat detail. Mulai dari penamaan terbitan jurnal, organisasi penerbit, manajemen tata kelola, penyaringan artikel yang berkualitas, hingga penyebarluasan jurnal. “ED ini penting buat pengelola jurnal sebelum benar-benar mengajukan ARJUNA. Sehingga setiap indikator yang ada di dalamnya memang mesti dipahami oleh setiap pengelola jurnal,” kata ibu Isna, sapaan yang juga dosen dari Jurusan Biologi ini.
Para peserta workshop terlihat antusias menyimak setiap slide yang disampaikan pemateri, terkadang menyela untuk bertanya atau mengonfirmasi informasi yang disampaikan. Misalnya ketika indikator substansi artikel dijelaskan, pengelola jurnal menanyakan bagaimana agar tulisan-tulisan yang akan diterbitkan itu punya kualitas yang baik atau sesuai dengan standar akreditasi. Demikian juga dengan bagaimana cara menggaet penulis-penulis dari luar negeri. Untuk yang terakhir disebutkan memang merupakan tantangan tersendiri bagi pengelola jurnal di kampus ini. Sehingga mesti ada strategi atau kiat-kiat khusus untuk itu. Misalnya, saran dari Ibu Isna, bahwa ResearchGate dapat dimanfaatkan untuk mencari penulis-penulis dari luar negeri.
Setelah hampir 3 jam workshop yang penuh dengan informasi penting ARJUNA, acara ini diakhir dengan keyakinan bahwa pentingnya akreditasi jurnal nasional dalam memajukan dunia akademik dan ilmiah di Indonesia. Dengan aktif berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi pengetahuan, RJ punya peran penting memajukan jurnal-jurnal di kampus ini. Terima kasih kepada semua peserta, narasumber, dan panitia atas kontribusi dan dedikasinya dalam menjadikan workshop ini sukses. Semoga semangat RJ ini terus berkembang dan memberi dampak positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan pada masyarakat luas.