Pusat Penelitian & Penerbitan (Puslitpen) – Malang. Jurnal ilmiah di setiap perguruan tinggi ialah suatu keharusan. Setiap sivitas akademika, terkhusus dosen diwajibkan untuk berkarya menghasilkan tulisan dan menerbitkannya pada media-media publikasi ilmiah, seperti jurnal ilmiah. Rekognisi perguruan tinggi dapat dinilai dari publikasi ilmiah yang berkualitas yang dihasilkannya. Ada banyak kampus saat ini memiliki media-media publikasi ilmiah seperti terbitan jurnal tersebut. Terbitan jurnal-jurnal tersebut dapat dipastikan disiapkan untuk menerbitkan tulisan-tulisan dosen atau mahasiswa di kampusnya atau mungkin juga sivitas dari luar kampus tersebut.
Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir ini, terbitan jurnal semakin hari semakin bertambah. Mungkin, hampir setiap kampus, baik negeri maupun swasta memiliki dan mengelola terbitan jurnalnya masing-masing. Jumlah yang terus bertambah tersebut memang wajar dengan melihat jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang juga terbilang sangat banyak.
Mengelola terbitan jurnal bukanlah pekerjaan yang mudah. Ia menguras cukup banyak waktu, tenaga, pikiran, dan juga materi. Tidak heran beberapa pengelola jurnal ada yang bertahan dan tidak sedikit yang berhenti mengurusi jurnalnya. Memang butuh perencanaan dan strategi yang baik agar jurnal-jurnal ilmiah tersebut dapat konsisten terus terbit. Untuk ini, UIN Alauddin Makassar mengutus seorang anggota Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar, Taufiq Mathar, mengunjungi dua tempat di Malang yakni Universitas Negeri Malang (UM) dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang). Kunjungan kedua tempat ini untuk menggali pengalaman tata kelola jurnal pada kedua tempat tersebut sebagai upaya Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar untuk dapat terus berkembang dan terus belajar tentang pengelolaan-pengelolaan terbitan jurnal di tempat lain. Bersama dengan rombongan dari Bagian Akademik dan Pusat Audit dan Pengendalian Mutu LPM, kami bertolak ke Surabaya pukul 7:30 WITA, 7/12/2023.
Hari Pertama (ke Pusat Publikasi Akademik-LPPM UM)
Suasana sejuk nan asri di Malang menjadikan tempat ini menjadi salah satu pilihan destinasi wisata domestik maupun mancanegara di Indonesia. Tidak kalah dengan sektor pariwisatanya, sistem pendidikan di daerah ini pun dikenal sangat baik. Mungkin karena suasana sejuk tersebut sehingga Malang, selain sebagai destinasi wisata, juga menjadi alternatif bagi siapa saja untuk menuntut pendidikan.
Beberapa kampus berdiri di Malang, salah satunya ialah Universitas Negeri Malang (UM). Dulu kampus ini bernama Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan atau dikenal dengan IKIP, mirip dengan Universitas Negeri Makassar (UNM) di Makassar.
Dalam konteks kunjungan ini, kampus UM saat ini memiliki 95 terbitan jurnal di mana 65 di antaranya telah terakreditasi Nasional dan satu jurnalnya telah terindeks Scopus. Jurnal-jurnal tersebut diterbitkan dan dikelola di tiap-tiap fakultas/program studi – serupa dengan Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar. Kesemua jurnal tersebut dikoordinir oleh Pusat Publikasi Akademik LPPM UM yang saat ini diketuai oleh Prof. Aji Prasetya Wibawa, S.T., M.MT., Ph.D, yang biasa dipanggil Mas Aji.
Menurut Mas Aji, Pusat Publikasi Akademik ini memiliki tiga tim, yakni Tim Pengembangan Jurnal (TPJ), Tim Percepatan Publikasi, dan Tim Konferensi Internasional. Masing-masing tim sudah jelas tugasnya masing-masing. Nah, untuk yang jurnal-jurnal di kampus kami dikerjakan oleh TPJ ini. Mereka bertugas melayani seluruh jurnal yang ada, baik itu didampingi untuk akreditasi/reakreditasi jurnal ataupun tata kelola jurnal.
Di pusat ini sudah memiliki agenda rutin sehari-hari, mulai pagi hingga sore hari. Pagi hari agendanya dimulai dengan pengelolaan jurnal dan peningkatan mutu artikel: substansi dan penyesuaian template. Setelah istirahat siang, dilanjutkan dengan agenda pengelolaan konferensi, dan peningkatan mutu artikel: bahasa. Program rutinitas tersebut disebut sebagai klinik PUBLIKA. Ini dirasakan sangat membantu sekali, baik para pengelola jurnal di kampus, juga para dosen, khususnya yang persiapan ke jenjang guru besar (GB). Di mana kami – tim yang dibentuk Mas Aji ini terdiri dari beberapa dosen dan tenaga kependidikan – mendampingi mereka terkait dunia publikasi jurnal. Bahkan, beberapa calon-calon GB ada yang kami layani dari mulai draft naskah penelitian mereka, mengirimkan ke jurnal yang dituju, memaknai catatan reviewer, hingga terbit, kata Mas Aji.
Apa yang kami gali di Pusat Publikasi Akademik LPPM UM ini tentu menjadi inspirasi buat Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar. Selama ini yang dilakukan Rumah Jurnal sebatas mendampingi jurnal-jurnal yang akan akreditasi atau reakreditasi. Termasuk yang ingin ke Scopus namun masih banyak di tataran teknis, belum dalam hingga ke substansi dan bahasa artikel yang akan diterbitkan oleh jurnal-jurnal di UIN Alauddin Makassar. Dari kunjungan ini, kami tertarik mengadopsi beberapa kegiatan yang telah dilakukan di UM ini, kata Taufiq Mathar.
Saat ini memang ada 65 jurnal di UIN Alauddin Makassar yang telah terakreditasi Nasional sesuai peringkatnya masing-masing. Ada 7 jurnal Sinta 2; 15 jurnal Sinta 3; 22 jurnal Sinta 4; 20 jurnal Sinta 5; dan 1 jurnal Sinta 6. Kesemua jurnal tersebut diakui belum maksimal mendapatkan pendampingan dari apa yang selama ini dilakukan oleh Rumah Jurnal, khususnya pada jurnal-jurnal yang memang peringkatnya masih Sinta 3-6. Selain itu, belum ada satupun di antara yang telah terakreditasi tersebut terindeks di Scopus. Inilah yang menjadi perhatian khusus Rumah Jurnal saat ini, dan setelah mendengar pengalaman dari UM yang telah memiliki satu jurnal terindeks Scopus, Rumah Jurnal akan merancang kegiatan-kegiatan penting untuk pengembangan jurnal agar salah satu jurnal nantinya dapat terindeks Scopus.
Kunjungan ke Pusat Publikasi Akademik LPPM Universitas Negeri Malang telah memberikan banyak new insight untuk pengembangan di Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar.
Hari Kedua (ke Rumah Jurnal UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
Keesokan paginya, setelah sarapan pagi di Hotel Gets, rombongan bergerak ke UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang). Dari hotel tempat kami menginap menuju ke kampus tersebut hanya memakan waktu kurang lebih 15 menit saja. Cuaca sejuk mengantarkan kami ke lokasi kedua yang kami kunjungi di Malang.
Setelah acara sambutan dari pimpinan UIN Malang – rombongan disambut dengan hangat oleh Kepala Biro AAKK UIN Malang, Dr. H. Barnoto, M.PdI – masing-masing rombongan dipersilakan berkunjung ke tempat yang ingin dikunjungi di kampus ini. Untuk jurnal, saya dipertemukan dengan Dr. Rohmani Nur Indah, M.Pd., atau biasa dipanggil Bu Indah ini, selaku Ketua Rumah Jurnal UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sekedar informasi bahwa Rumah Jurnal UIN Malang berada di Pusat Publikasi Ilmiah (PPI) LP2M UIN Malang.
Saat ini, Rumah Jurnal UIN Malang telah memiliki 30 jurnal terakreditasi Nasional dari 48 jurnal dan satu jurnalnya telah terindeks Scopus. Rumah Jurnal mereka tentu banyak berkontribusi dalam capaian tersebut.
Dari diskusi dengan Bu Indah, ada banyak persamaan antara Rumah Jurnal UIN Malang dan UIN Alauddin dalam hal manajemen perjurnalan di kampus masing-masing. Rumah Jurnal UIN Malang selalu berkomunikasi dan mengkordinir jurnal-jurnal yang ada di kampus mereka. Misalnya dalam hal akreditasi/reakreditasi jurnal, Rumah Jurnal UIN Malang melakukan minimal tiga kali sekali setahun melakukan pendampingan atau workshop jurnal. Untuk jurnal yang akan diindekskan ke Scopus, hal serupa juga dilakukan. Demikian juga untuk reviewer jurnal yang berafiliasi dari luar UIN Malang, Rumah Jurnal mereke berkontribusi untuk itu, termasuk jika dibutuhkan honorarium bagi reviewer eksternal yang kompeten, mereka menganggarkannya.
Ada hal baru yang kami catat juga dalam kunjungan ke Rumah Jurnal UIN Malang bahwa mereka merencanakan mengadakan program academic ethics. Dengan program ini nantinya Rumah Jurnal dapat melakukan kegiatan-kegiatan pendampingan atau konsultasi terkait etika akademik (penulisan) yang memang sangat penting di era Artificial Intelligence (AI) saat ini. “Kami melihat hal ini penting dilakukan agar ada tambahan wawasan dan pemahaman kepada seluruh sivitas kampus akan pentingnya menjunjung etika akademik,” kata Bu Indah.
Rumah Jurnal UIN Malang hanya beranggotakan tiga orang. Selain bu Indah sebagai ketua, ada dua orang dosen lainnya yang membantu. Mereka semua tidak lain adalah pengelola jurnal juga. Rumah Jurnal UIN Malang baru saja berkantor baru sejak September 2023 lalu di LP2M UIN Malang.
Dari kunjungan kedua tempat di Malang, UM dan UIN Malang, kami mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar. Beberapa kegiatan/program mereka telah tercatat, menarik, dan sekiranya nanti dapat diterapkan di Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar tentu akan sangat baik.
Terkhusus untuk indeksasi ke Scopus, UM dan UIN Malang juga telah berbagi pengalaman penting mereka yang juga dapat diadopsi di Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar. Bahwa dibutuhkan upaya keras dan terencana untuk mengarah ke sana, termasuk kesiapan mental para pengelolanya. Selain itu tak kalah pentingnya ialah perhatian dan keseriusan pimpinan pada jurnal-jurnal di kedua kampus tersebut juga menjadi indikator penting akan capaian jurnal-jurnal tersebut. Saat ini pimpinan UIN Alauddin Makassar juga sudah sangat memerhatikan jurnal-jurnal di kampus. Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitpen) LPPM akan berperan penting dalam upaya meningkatkan peran Rumah Jurnal sebagai media yang bereputasi, baik di kancah Nasional maupun Internasional.
Dari UIN Malang, kami bergerak ke Batu lalu ke Bromo untuk menikmati pemandangan alam dan kawah yang dikenal indah di sana. Esok harinya, kami bergerak ke Yogyakarta juga untuk menikmati wisata di sana, sebelum kembali ke Surabaya lalu terbang kembali ke Makassar. Semoga dari kunjungan ini, Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar akan lebih berkembang lagi.