Cuci tangan pakai Sabun (CTPS) merupakan kegiatan yang terlihat mudah untuk dilaksanakan namun masih ada saja masyarakat yang menganggap sepele perilaku tersebut. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air yang mengalir dan sabun guna untuk memutuskan mata rantai kuman, bakteri, maupun virus yang dapat masuk melalui kedua tangan kita. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku CTPS ini diantaranya pengetahuan, lingkungan, kepercayaan, dll.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Kedua tangan kita merupakan jalur utama masuknya kuman, bakteri maupun virus ke dalam tubuh. Tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan anggota tubuh lainnya seperti mulut, hidung, mata dan anggota tubuh lainnya. Terdapat Beberapa penyakit yang dapat diakibatkan oleh perilaku cuci tangan yang tidak benar diantaranya diare, kolera, cacingan dll. Bahkan tidak sedikit orang yang mengalami kematian dikarenakan penyakit tersebut. Maka dari itu pentingnya bagi kita untuk menanamkan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sejak dini.
Tanggal 15 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia (HCTPS). Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Seduni (HCTPS) adalah sebuah kampanye global yang dicanangkan oleh PBB bekerja sama dengan organisasi organisasi lainnya baik pihak pemerintah maupun swasta. Tujuan HCTPS ini untuk menggalakkan perilaku mencuci tangan dengan menggunakan sabun di kalangan masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian pada penyakit yang dapat diakibatkan oleh perilaku cuci tangan yang buruk.
Untuk memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) kami dari Mahasiswa KKN-DK 64 Makassar 2 Kecamatan Panakkukang berinisiatif untuk melakukan penyuluhan terkait Cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Kelurahan Tello Baru Kecamatan Panakkukang. Kegiatan CTPS ini dilaksanakan pada hari Jum’at (16/10/2020). Adapun yang menjadi sasaran penyuluhan kami yaitu anak anak yang ada di RT 01 RW 10 Kelurahan Tello Baru Kecamatan Panakkukang, karena menurut kami menamakan perilaku CTPS sangat penting untuk dilakukan agar mereka dapat mengubah perilaku cara cuci tangan mereka sejak dini.
Pada Kegiatan penyuluhan ini kami mendapat dukungan yang baik dari berbagai pihak seperti Lurah, Rt dan Rw di daerah tersebut, maupun anak anak yang merupakan sasaran penyuluhan kami. Kami menyampaikan materi pentingnya CTPS, dampak buruk jika tidak menerapkan perilaku CTPS serta mempraktikkan langsung 6 langkah Cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sesuai dengan standar WHO. Kami juga mengadakan perlombaan menghafal gerakan CTPS dan memilih 3 pemenang dari anak anak tersebut agar mereka lebih termotivasi untuk menerapkan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun serta menyampaikan ilmu yang telah mereka dapatkan dari kegiatan penyuluhan ini.
Oleh Nur Fadilah (Mahasiswa KKN-DK 64 Makassar 2 Kecamatan Panakkukang)