Pusat Penelitian & Penerbitan (Puslitpen). UIN Alauddin Makassar dikenal memiliki terbitan jurnal ilmiah yang banyak. Sejauh ini terdapat 128 jurnal yang masih aktif menerbitkan artikel-artikel ilmiah sesuai dengan skopnya masing-masing. Dari semua itu, 65 jurnal telah telah terakreditasi Nasional (https://repositori.uin-alauddin.ac.id/25514/), selebihnya masih belum terakreditasi, namun masih tetap menerbitkan tulisan ilmiah.
Sementara dalam kancah internasional, belum ada satupun jurnal di kampus ini yang terindeks pada mesin-mesin pengindeks internasional bereputasi seperti Web of Science atau Scopus. Memang ada beberapa jurnal yang telah terindeks di pengindeks jurnal Internasional seperti DOAJ, Copernicus, dan EBSCO, namun ini masih dianggap berada di bawah level dari kedua yang disebutkan tadi, khususnya Scopus. Untuk itu, Tim Rumah Jurnal bersama dengan Rektor, Wakil Rektor 1, dan beberapa chief editor jurnal duduk bersama melihat perkembangan jurnal-jurnal yang ada di kampus ini.
Pada pertemuan yang dilangsungkan di ruang rapat rektor ini lebih fokus membicarakan tentang potensi jurnal-jurnal yang ada di kampus untuk dapat bersaing di kancah internasional. Ada 6 jurnal yang memang sengaja diundang hadir untuk itu. Mereka adalah pengelola, 1) Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmiah Tarbiyah dan Keguruan, 2) ALDEV (Alauddin Law Development), 3) Al-Daulah: Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan, 4) ETERNAL (English, Teaching, Learning, and Research Journal), 5) Diwan: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, dan 6) Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi. Keenam jurnal ini dirasakan memiliki potensi untuk diindekskan ke Scopus.
Khusus untuk Biogenesis, memang sebelumnya telah mencoba diindeks, namun belum dinyatakan layak, dan akan kembali mencoba pada tahun ini setelah melakukan banyak pengembangan dalam masa embargonya di dua tahun ini. Sementara itu, lima jurnal lainnya yang memang belum pernah sama sekali mencoba diindekskan Scopus, menurut apa yang disampaikan pengelolanya masing-masing, sudah menyiapkan jurnalnya untuk mencoba ke Scopus.
Terindeksnya ke Scopus memang bukanlah pekerjaan mudah, ada beberapa hal yang mesti dipersiapkan jurnal untuk itu. Dalam pertemuan ini, Rektor memberikan kesempatan kepada tiap-tiap pengelola jurnal untuk memaparkan perkembangan jurnalnya masing-masing. Dari pemaparan tersebut didapat beberapa catatan penting di antaranya ialah bahwa pengelola jurnal harus membangun jejaring penulis secara global, termasuk pelibatan editorial boards. Tidak hanya dalam skala regional, tetapi betul-betul lintas benua. Selain itu, perlu juga selalu diadakan monitoring tentang progres pengembangan yang dilakukan oleh jurnal-jurnal yang punya potensi ke Scopus. Untuk ini, telah diprogramkan oleh Rumah Jurnal.
Yang tidak kalah pentingnya juga ialah intensitas pertemuan dengan para pengelola jurnal mesti terus dilakukan. Tidak sekedar monitoring saja, namun mesti selalu ada pendampingan kepada jurnal-jurnal yang ada di kampus. Ini sangat penting dan banyak pengalaman di tempat lain yang bekerja dengan cara seperti itu. Dengan ini, isu-isu terkait jurnal bisa dipecahkan semua.
Dari pertemuan ini, keenam jurnal yang diundang khusus telah menyatakan kesiapannya untuk menatap Scopus. “Setelah pertemuan ini, semua jurnal agar segera berbenah dan terus melakukan pengembangan pada jurnalnya masing-masing. Pimpinan, melalui pak Wakil Rektor 1, Ketua LP2M, dan Kapuslitpen akan mendukung penuh upaya-upaya yang akan dilakukan pengelola jurnal,” kata Pak Rektor.